Sobat, setiap daerah pastinya memiliki cerita sejarah yang unik dan menarik untuk disimak. Misalnya saja dari segi penamaan seperti Kota Surabaya. Nama Surabaya tentu tidak serta merta hadir begitu saja. Ada cerita sejarah yang menyertai pemberian nama tersebut. Berikut ini akan dibahas tentang Sejarah Asal Usul Kota Surabaya. AYO KITA BACA CERITANYA..............
Ternyata nama Surabaya berasal dari legenda yang menceritakan
tentang perkelahian antara Ikan Hiu Sura dan Buaya. Keduanya digambarkan
sebagai hewan yang kuat, cerdik, tangkas dan rakus. Setiap kali terjadi
pertengkaran, maka keduanya selalu berakhir imbang. Keduanya tidak
pernah menang, atau pun kalah. Karena hasil imbang tersebut akhirnya
Ikan Hiu Sura dan Buaya mengadakan kesepakatan.
Keduanya mengaku bosan dengan pertengkaran yang mereka lakukan dan
berniat membagi wilayah mereka menjadi dua wilayah kekuasaan. Dimana si
Ikan Sura menguasai lautan, sementara Buaya menguasai daratan. Hal ini
pun sepakati oleh keduanya. Berikut ini digambarkan bagaimana percakapan
antara Ikan Sura dan Buaya saat itu.
Ikan Sura berkata, “Hai Buaya aku jemu dan bosan, bila terus menerus
bertengkar!”. “Aku juga bosan,” kata Buaya. Lalu apa yang kita kerjakan,
agar kita berhenti bertengkar? Tanya Buanya.
“ Aku berkuasa sepenuhnya dalam air dan akan mencari mangsa dalam air
saja. Sedangkan kamu berkuasa di daratan, sehingga yang menjadi
mangsamu, yaitu ada di daratan. Agar tidak menimbulkan sengketa, maka
batas antara air dan daratan harus kita tentukan, yakni tempat yang
dilalui air laut pada saat pasang surut,”
Ternyata cara ini berhasil membuat kedua hewan ini berhenti bertengkar.
Keduanya sepakat untuk menjaga serta menghormati daerah masing-masing.
Akan tetapi Si Ikan Sura ternyata secara diam-diam mengingkari
kesepakatan tersebut. Sura secara diam-diam mencari mangsa di sungai dan
pada suatu hari dipergoki oleh buaya.
Melihat tindakan tersebut membuat Buaya murka. Namun Si Sura tidak
merasa bersalah dan tetap meyakini bahwa sungai merupakan daerah
kekuasaannya.
“Hai Sura mengapa kamu berani memasuki sungai yang sudah menjadi daerah
kekuasaan kami?” Berarti kamu telah melanggar perjanjian yang sudah kita
sepakati berdua.” Kata Buaya berang.
Namun kemarahan tersebut tak membuat ikan Sura merasa bersalah, bahkan
dia santai-santai saja. “Mengapa aku dibilang melanggar kesepakatan?
Bukankah sungai ini berair, padahal kamu sudah bilang, bahwa aku
termasuk penguasa di air, oleh karena itu termasuk juga daerah
kekuasaanku,” kata ikan Hiu Sura
“Sungai itu kan ada di darat, padahal daerah kekuasaanmu kan di laut,
sehingga sungai tetap daerah kekuasannku,” kata Buaya lagi.
” Aku tidak pernah bilang sama kamu, bahwa aku hanya berkuasa di air laut, tetapi air sungai juga. ” jawab Sura.
“Hai Sura kukira aku bodoh, sehingga kamu bikin seenaknya saja. Kau
memang sengaja memulai berontak lagi. Aku tidak bodoh sebagaimana
anggapanmu, “ kata Buaya.
Buaya saat itu benar-benar marah. Sementara Sura tenang-tenang saja dan
terus mempertahankan pendapatnya karena aku pada posisi yang benar.
Keduanya cek-cok mulut dan akhirnya berakhir dengan perkelahian. Buaya
dengan marah mengatakan,” Siapa di antara kita yang punya kekuatan
terhebat, maka dialah yang berhak sebagai penguasa tunggal.
c
Kedua hewan ini mengalami pertengkaran hebat dan sungai tempat mereka
bertengkar menjadi merah karena darah dari kedunya. Buaya tergigit ikan
Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan, sehingga ekornya terpaksa
membelok ke kiri. Demikian pula ekornya ikan Sura juga tergigit hampir
putus. Pada pertengkaran ini ikan Sura harus mneyerah dan kembali ke
lautan. Dengan demikian Buaya berhasil mempertahankan wilayah
kekuasaannya.
Cerita tersebut ternyata melegenda dan dipercaya sebagai asal asul Kota
Surabaya. Akan tetapi sebagian orang juga berpendapat bahwa Surabaya
berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat, Baya
artinya Bahaya, sehingga Surabaya artinya selamat menghadapi bahaya.
Bahaya ini dimaksudkan untuk serangan tentara Tar-Tar yang berniat
menghukum raja Jawa, Jayakatwang. Padahal seharusnya yang mendapat
hukuman seharusnya Kartanegara, berhubung Kartanegara sudah terbunuh
sampai tewas, sehingga Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-Tar.
Saat itu pasukan Tar-tar merampas harta benda serta membawa gadis-gadis
desa untuk di bawa ke Tiongkok. Ternyata Raden Wijaya tidak terima
dengan perlakuan tersebut, dan mengadakan serangan tentara Tar-Tar di
pelabuhan Ujung Galuh. Pada akhirnya mereka kembali ke Tiongkok dan
peristiwa kemenangan Raden Wijaya tersebut, ditetapkan sebagai hari jadi
Kota Surabaya.
http://tempatcerita.com/rakyat/cerita-rakyat-jawa-timur-asal-usul-kota-surabaya_22.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar